HISTORIS.id, JAKARTA – Pemuda Tani Indonesia (PTI) menunjukkan optimisme besar terhadap masa depan sektor pertanian Indonesia, dengan keyakinan bahwa negara ini tidak hanya akan mencapai swasembada pangan, tetapi juga berpotensi menjadi lumbung pangan dunia. Optimisme ini disampaikan oleh Ketua Umum DPP PTI, Budisatrio Djiwandono, dalam Pembukaan Sekolah Tani Muda II di The Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (21/2).
Budisatrio menyatakan bahwa dengan komitmen dan kerjasama seluruh elemen bangsa, Indonesia dapat menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri dalam hal ketahanan pangan. “Indonesia tidak hanya akan memproduksi pangan untuk kebutuhan dalam negeri, tapi juga berpotensi menjadi lumbung pangan dunia,” ujarnya penuh keyakinan.
Lebih lanjut, Budi menekankan pentingnya peran generasi muda dalam mendukung program swasembada pangan pemerintah, yang digagas di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, khususnya di bidang pertanian, keterlibatan pemuda adalah kunci keberhasilan.
“Keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, terutama pemuda, sangat penting untuk mendukung program swasembada pangan yang sedang dijalankan,” tambahnya.
Budi juga mengangkat isu penting lainnya, yaitu regenerasi petani. Mayoritas petani Indonesia saat ini berusia di atas 50 tahun, sehingga keberlanjutan sektor pertanian di masa depan sangat bergantung pada generasi muda yang mau terjun ke dunia pertanian. “Jika anak muda tidak terlibat, siapa yang akan menjaga ketahanan pangan kita? Siapa yang akan menjamin ketersediaan pangan untuk masa depan bangsa ini?” tegas Budi.
Selain itu, Budi menyoroti potensi luar biasa yang dimiliki oleh sektor pertanian Indonesia. Dengan keunggulan dan sumber daya yang tersebar di berbagai daerah, jika dikelola dengan baik, Indonesia dapat memperkuat posisinya di pasar pangan global. “Mari kita bahu-membahu, bantu satu sama lain, dan majukan sektor pertanian ini. Masa depan Indonesia akan bangkit jika sektor pertanian kita bisa maju,” ujarnya.
Sementara itu, dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di tingkat daerah, Ketua DPD PTI Kalimantan Timur, Akbar Patompo, mengusulkan pembentukan koperasi di setiap Dewan Pimpinan Cabang (DPC) pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PTI 2025. Akbar percaya bahwa koperasi dapat menjadi solusi praktis untuk mengatasi tantangan di sektor pertanian, seperti fluktuasi harga, akses terbatas pada pupuk, dan pemasaran hasil panen.
“Dengan koperasi, petani bisa lebih mandiri, mempermudah distribusi hasil pertanian, dan memperoleh akses yang lebih baik terhadap berbagai sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan produksi,” jelas Akbar. Usulan ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia mengenai pentingnya pengelolaan pertanian secara mandiri di tingkat daerah untuk mendukung swasembada pangan.
Pembentukan koperasi ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi para petani untuk bekerja secara lebih efisien dan lebih terorganisir. Dengan demikian, mereka dapat mengurangi ketergantungan pada pihak luar dan memiliki daya saing lebih tinggi dalam pasar pertanian.
Dengan semangat gotong royong dan optimisme yang kuat, PTI yakin sektor pertanian Indonesia akan maju pesat, menghasilkan pangan yang cukup untuk seluruh rakyat, dan bahkan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan global. Dukungan pemuda dalam sektor pertanian menjadi langkah penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, menjadikan Indonesia tidak hanya mandiri dalam pangan, tetapi juga sebagai pemain utama di pasar pangan dunia.