HISTORIS.id – Umat Buddha di seluruh Indonesia merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE yang jatuh pada Kamis (23/5/2024) dengan penuh khusyuk dan kebahagiaan. Perayaan ini merupakan sebuah momen sakral bagi para umat Buddha.
Waisak adalah perayaan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha. Perayaan Waisak akan dirayakan pada saat terjadinya bulan purnama, biasanya pada bulan Mei setiap tahunnya.
Berikut sejarah dan makna Perayaan Waisak yang dilansir dari berbagai sumber.
Hari Raya Waisak adalah festival yang dirayakan oleh umat Buddha di seluruh dunia untuk memperingati seorang Guru Agung bernama Buddha Gautama. Ia lahir sebagai seorang guru spiritual dari wilayah timur laut India yang meyakini bahwa kemewahan dan kekayaan tidak menjamin kebahagiaan sejati.
Siddhartha Gautama mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, yang kini menjadi tempat suci bagi umat Buddha di India. Dalam perjalanannya, ia menjalani kehidupan sebagai tunawisma dan belajar meditasi selama sekitar enam tahun.
Selama perjalanan tersebut, Buddha mempraktikkan kehidupan asketis, yaitu hidup tanpa kenikmatan duniawi untuk mencapai keuntungan spiritual. Setelah mencapai pencerahan sempurna, Buddha Gautama mengajarkan jalan menuju kebebasan dari ketidaktahuan, mengatasi nafsu, dan membebaskan diri dari penderitaan.
Hingga pada tahun 1950, Sri Lanka mengadakan konferensi pertama tentang Persekutuan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists) yang menetapkan Waisak sebagai hari perayaan kelahiran Buddha di berbagai negara.
Makna Perayaan Waisak
1. Lahirnya Pangeran Siddharta
Makna pertama dari Hari Raya Waisak adalah memperingati kelahiran Siddharta Gautama. Pangeran Sidharta adalah putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Ratu Mahamaya. Ia lahir di Taman Lumbini pada 623 SM sebagai seorang Bodhisatva (calon Buddha, individu yang akan mencapai Kebahagiaan Tertinggi).
2. Pangeran Siddharta Mendapatkan Penerangan Agung
Makna kedua dari Hari Raya Waisak adalah memperingati Pencerahan Agung yang berhasil dicapai oleh Pangeran Siddharta Gautama di usianya yang menginjak 35 tahun. Setelah itu, Siddharta Gautama menjadi Buddha di Bodh Gaya ketika bulan Waisak tiba.
3. Wafatnya Buddha Gautama (Parinibbana)
Pada tahun 543 SM, tepat pada usia 80 tahun, beliau menghembuskan napas terakhirnya atau mencapai parinibbana di Kusinara. Semua makhluk, dewa, dan anggota Sangha bersujud untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Sang Buddha.
Tema Perayaan Waisak 2024
Dilansir dari laman resmi Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, tema yang ditetapkan untuk Perayaan Hari Raya Waisak 2024 adalah “Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia”.
Berikut adalah sub tema yang diusung oleh berbagai Lembaga Keagamaan Buddha.
• Sangha Agung Indonesia (SAGIN), “Keharmonisan Merupakan Pedoman Hidup Berdampingan Dalam Berbangsa”.
• Sangha Theravada Indonesaia (STI), “Memperkokoh Persatuan dalam Keberagaman”
• Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI), “Untuk Hidup Bahagia Sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran yang diajarkan oleh Sang Buddha”. (*)