HISTORIS.id – Kerajaan Kutai adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang dikenal dari prasasti Yupa yang ditemukan di wilayah Kalimantan Timur. Berikut adalah beberapa poin utama mengenai sejarah Kerajaan Kutai menurut sejarawan:
Awal Berdirinya Kerajaan
Bukti tertulis tertua mengenai Kerajaan Kutai ditemukan di prasasti Yupa, yang diperkirakan berasal dari abad ke-4 Masehi. Prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Sementara, raja yang paling terkenal dari Kutai adalah Mulawarman, yang disebut dalam prasasti Yupa sebagai raja yang murah hati dan dermawan. Ia adalah putra Aswawarman dan cucu Kundungga.
Pada masa itu, agama Hindu sangat berpengaruh di Kutai. Raja Mulawarman diketahui telah menyelenggarakan upacara kurban besar-besaran yang menunjukkan kedekatannya dengan tradisi Veda.
Masyarakat Kutai memiliki struktur sosial yang kompleks, dengan adanya kasta seperti di India, yang mencerminkan pengaruh budaya India yang kuat.
Seperti banyak kerajaan kuno lainnya, Kutai juga mengalami konflik dan perang yang akhirnya melemahkan kekuasaannya.
Kemunculan kerajaan-kerajaan lain seperti Kutai Kartanegara di wilayah yang sama juga mempengaruhi kemunduran Kutai Martadipura.
Peradaban Islam di Kalimantan Timur
Islam mulai masuk dan berkembang di Kalimantan Timur melalui jalur perdagangan dan dakwah. Berikut adalah poin-poin penting mengenai perkembangan peradaban Islam di wilayah ini menurut sejarawan:
Islam pertama kali dibawa oleh pedagang Muslim dari Gujarat, Arab, dan Persia. Mereka memperkenalkan agama Islam melalui interaksi perdagangan dengan penduduk setempat.
Selain pedagang, para ulama juga berperan penting dalam menyebarkan ajaran Islam di Kalimantan Timur.
Pada abad ke-16, Kerajaan Kutai Kartanegara menerima Islam sebagai agama resmi. Raja Aji Mahkota adalah salah satu raja pertama yang memeluk Islam dan mengubah namanya menjadi Sultan Aji Muhammad.
Pengaruh budaya dan arsitektur dari Arab dan Persia terlihat dalam kehidupan sehari-hari dan seni bangunan di kerajaan ini.
Dengan Islamisasi kerajaan, hukum syariah mulai diterapkan dalam sistem pemerintahan dan kehidupan sosial masyarakat.
Pendirian madrasah dan masjid di berbagai tempat mempercepat penyebaran Islam. Ulama lokal juga memainkan peran penting dalam mendidik masyarakat tentang ajaran Islam.
Pada abad ke-17, kedatangan Belanda membawa pengaruh baru yang mempengaruhi perkembangan Islam di wilayah ini. Namun, Islam tetap menjadi bagian integral dari identitas masyarakat Kalimantan Timur.
Ada beberapa perlawanan dari penguasa lokal dan masyarakat terhadap dominasi kolonial Belanda, yang sering kali dipimpin oleh tokoh-tokoh Islam.
Peradaban Islam di Kalimantan Timur telah berkembang dari masa ke masa dan tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya dan sosial masyarakat setempat hingga saat ini.